April 13, 2011

Korupsi terang-terangan ala DPR


Pembangunan gedung DPR senilai 1 trilyun sedang marak-maraknya diperbincangkan beberapa hari ini. Kalau menurut saya pembangunan gedung DPR yang cenderung seperti dipaksakan itu tidak lebih karena ketakutan anggota DPR itu sendiri karena 'kehabisan' uang.

Alkisah berawal ketika para anggota dewan bersiap kampanye untuk menjadi anggota dewan. mereka rela menghabiskan uang hanya untuk menjadi anggota dewan. Yang ada dipikiran mereka hanya setelah menjadi anggota dewan uang yang mereka habiskan sebelumnya akan kembali berlipat-lipat apapun itu caranya. Hal itu juga terjadi pada anggota dewan sebelum-sebelumnya.

Ketika memasuki babak baru, anggota dewan terpilih memulai karir sebagai anggota DPR periode 2009/2014. dimulai lah petualangan mereka mencari pundi pundi kekayaan untuk mengganti sejumlah dana yang telah digelontorkan. aka tetapi tak disangk dan tak diduga, pemberantasan korupsi di periode mereka menjadi semakin ketat dan mereka juga takut tertangkap seperti teman-teman mereka yang sudah dulu jadi pesakitan di bui.
Saat posisi terdesak inilah para anggota dewan ini memiliki kreativitas dan imajinasi untuk mencari uang. Yah muncul ide 'Korupsi terang-terangan', maksudnya disini mereka mecncoba membuat anggaran-anggaran yang sekiranya sangat tidak perlu untuk mereka nikmati.

Liat saja pada awal kerja mereka, mereka memmbentuk pansus century (yang keberhasilannya tidak akan saya bahas). Setelah pansus terbentuk mereka membuat anggaran kerja pansus century itu Rp. 20 milyar dan mereka meminta persetujuan anggota lain.

kemudian mereka mengajukan usul dana aspirasi untuk tiap daerah pemilihan yang jumlahnya tidak kecil, mungkin sekitar 15 Milyar.

Yang terakhir mereka mengajukan usul pembangunan gedng DPR yang baru senilai Rp. 1 trilyun, Wooww!!! dan mereka lagi-lagi meminta persetujuan sesama anggota mereka juga. hasilnya disetujui donk. tapi liat saja.
persetujuan itu kira-kira mungkin seperti ini.
"Teman-teman anggota dewan, kita mau membangun gedung baru dan proyek ini sedikit banyaknya ada dana yang akan menuju rekening kita. bagaimana, setuju??"
siapapun pasti mau.

Jikalau pembangunan itu mendesak, coba kita tanya pendapat anggota DPR periode sebelumnya yang sudah tidak menjabat sebagai anggota DPR. Jawaban mereka adalah tidak terlalu mendesak.
Yah, setelah itu kesimpulan saya adalah proyek ini mendesak untuk anggota-anggota dewan yang menjabat pada periode ini saja. mendesak diatas maksudnya mungkin untuk kantong pribadi.
modus yang canggih,korupsi seperti ini tidak bisa dituntut secara hukum. Lihai sekali konspirasi ini memang.


hai putra/putri terbaik bangsa.. cepatlah bangunkan Bangsa ini.
Indonesia needs a change,

Love You, Indonesia.



No comments:

Post a Comment